Goresan Kecil

by - June 10, 2012

Untuk hati yang selalu ku rindukan kehadirannya.
Sebelumnya, aku minta maaf. Sampai saat ini aku masih mengusikmu, aku masih mengganggu ketentramanmu. Beribu maaf ingin ku ucap padamu untuk semua yang pernah aku lakukan.
Ya.. Aku tahu, aku begitu tak sempurna. Aku begitu banyak memiliki kekurangan. Aku begitu payah. Tapi, aku hanya ingin mengenang kita. Aku hanya mengingatkanmu. Dulu, pernah ada kita. Tolong coba kau ingat sedikit. Bagaimana kita di masalalu. Maaf jika aku mengingatkan masalalu yang tak pernah ingin kau ingat. Maaf, aku hanya merindukanmu. Maaf jika ini membuatmu marah. Aku hanya merindukan kita. Maaf, aku tahu aku sudah tidak memiliki hak apapun tentang kita. Sekali lagi maaf.
Kembali ke kita di masalalu. Kita pernah bercanda bersama, tertawa di sepanjang jalan yang kita lewati, berdua. Hanya aku dan kamu. Hanya ada kita, dan memori masalalu yang kita buat. Memori yang tak pernah bisa aku lupakan. Yah.. Mungkin bagimu tidak. Tapi bisakah aku sedikit bertanya? Apakah kamu sudah benar-benar melupakan tentang kita? Apakah kamu sudah tak mengingat sedikitpun tentang kita? Semua yang kita lalui berdua. Semua begitu indah untukku. Ya, kalau bagimu tidak. Mungkin itu semua karena ulahku. Salahku yang tak pernah bisa bahagiakanmu. Sekali lagi aku minta maaf untuk masalalu yang bagimu tak menyenangkan. Tapi... Aku hanya ingin kau tahu. Semua itu begitu indah untukku. Ya... Semuanya. Meski ada sedikit luka goresan yang membuat masalalu itu cacat dan tidak sempurna. Tapi, itu cukup indah untukku. Ya.. Tentu saja, semua itu indah karena ada kamu dalam cerita itu. Aku masih ingat saat pertama kedekatan kita. Saat pertama status kita berubah dari seorang teman ke teman yang lebih dekat, menjadi sahabat dan kemudian pacar. Semua, dengan proses yang begitu lama. Aku cukup senang. Aku senang aku pernah memilikimu. Dan.. Kamu yang terindah untuk saat itu , hingga sekarang. Kamu begitu indah. Dengan kesederhanaanmu yang begitu menyanjungku bagaikan seorang putri. Aku masih ingat.. Setiap detail masalalu tentang kita. Apapun yang pernah kita lewati. Aku masih selalu ingat. Sampai saat aku begitu lepas kendali dan aku meminta mengakhiri kita. Ya.. Aku begitu bodoh. Aku tak bisa mengontrol emosiku sendiri. Manusia macam apa aku ini. Yang hanya bisa emosi dan marah-marah meluapkan semuanya. Aku menyesal. Seharusnya aku lebih bisa menghargaimu dan mengertimu. Dan ketika kamu dekat dengannya, aku begitu hancur. Ya, aku tahu. Di sana temanmu banyak yang menjalin cinta dengan teman seangkatannya. Tepatnya teman sekelas. Mungkin, kamu juga ingin. Aku tahu, aku di sini. Aku tak bisa menemani kesepianmu jauh dari orang tuamu. Aku tak bisa berada di sampingmu. Tentu saja, dia bisa. Tapi, aku yang lebih dulu mencintaimu. Aku juga memiliki cinta yang lebih besar darinya. Aku tahu, aku begitu egois. Tapi, semua itu hanya untuk menjagamu. Aku tahu, aku melakukannya dengan cara yang salah. Aku tahu, dia di sana lebih mengerti kamu. Jelas saja. Dia tahu betul semua kegiatanmu. Dia bersamamu. Sedangkan aku? Aku jauh di sini. Tidak mengerti betul semua yang kamu kerjakan di sana. Ya.. Meski kau telah memberi tahuku. Tapi itu belum cukup untuk membuatku mengerti.
Sekali lagi maaf, keegoisanku muncul kembali. Aku hanya ingin mengingatkanmu. Bisakah kau lebih mengingat kita. Ya, untuk terakhir jika kau mau. Aku mencintaimu, meski aku tak bersamamu. Aku lebih mencintaimu, meski dia ada di sampingmu. Aku mencintaimu walau aku tak bersamamu di sampingmu. Aku masih mencintaimu dan begitu mencintaimu. Lebih dari saat kamu bersamaku. Rasa ini semakin bertambah seiring kepergianmu. Dan aku akan tetap mendoakanmu meski kau sudah tak bersamaku. Aku mencintaimu untuk waktu yang tak pernah ku tentukan. Dan aku tak tahu harus bagaimana aku mengakhirinya.
Aku merindukanmu dan masih menyayangimu.
SESEORANG YANG MERINDUKAN CINTAMU.

You May Also Like

0 Comments